PONOROGO — Siang yang terik memang paling pas jika ditemani minuman
penghilang dahaga, salah satu minuman khas Ponorogo yakni es dawet
gempol. Minuman ini berisi cendol atau dalam bahasa Jawa sering disebut
dawet, gula jawa sebagai rasa manis, kuah santan, tape ketan hitam dan
tentu saja gempol. Yang berbeda jika biasanya es dawet tidak ada
gempolnya, di Ponorogo ada gempolnya.
Gempol sendiri terbuat dari tepung beras yang diolah dan dibentuk
bulat menyerupai bola bekel. Satu porsi es dawet diberi satu bola
gempol. Rasa es dawet yang manis, dicampur asamnya tape ketan hitam
dipadukan dengan gempol, rasanya sungguh luar biasa.
Penjual Es Dawet Gempol Mak Bing yang terletak di sebelah barat alun –
alun Ponorogo ini sudah legendaris. Bagaimana tidak, hingga saat ini
sudah ada tiga generasi penerus. Dan masih banyak peminatnya.
“Kami buka sejak tahun 1979, saya sudah generasi ketiga,” jelas Yuni (44 tahun) saat ditemui Cendana News, Sabtu (29/4/2017).
Yuni menerangkan untuk satu porsi es dawet gempol dijual dengan harga
Rp6 ribu. Cara penyajiannya berbeda, es dawet disajikan dengan mangkok
dan ada piring sebagai alas.
“Kami buka dari jam 08.00-18.00 WIB, paling ramai biasanya saat Sabtu-Minggu atau pas ada acara di alun-alun,” ujarnya.
Selain Es Dawet Mak Bing yang sudah terkenal di Ponorogo, juga ada Es
Dawet Gempol Etik yang terletak di Desa Jabung. Jabung memang terkenal
sebagai sentra penjual es dawet, namun untuk es dawet gempol masih
jarang.
“Di sini setiap rumah pasti jual es dawet, karena memang sentra, tapi
yang jual es dawet gempol di Jabung baru saya,” tutur Etik.
Meski baru tiga tahun berdiri, warung es miliknya tidak pernah sepi
pembeli. Pasalnya, selain karena es dawet gempol masih jarang, Etik
selalu menjaga kualitas rasa es dawetnya.
0 komentar:
Posting Komentar