Kamis, 07 September 2017

Es Dawet Gempol kian Nampol

PONOROGO — Siang yang terik memang paling pas jika ditemani minuman penghilang dahaga, salah satu minuman khas Ponorogo yakni es dawet gempol. Minuman ini berisi cendol atau dalam bahasa Jawa sering disebut dawet, gula jawa sebagai rasa manis, kuah santan, tape ketan hitam dan tentu saja gempol. Yang berbeda jika biasanya es dawet tidak ada gempolnya, di Ponorogo ada gempolnya. 

Gempol sendiri terbuat dari tepung beras yang diolah dan dibentuk bulat menyerupai bola bekel. Satu porsi es dawet diberi satu bola gempol. Rasa es dawet yang manis, dicampur asamnya tape ketan hitam dipadukan dengan gempol, rasanya sungguh luar biasa.
Penjual Es Dawet Gempol Mak Bing yang terletak di sebelah barat alun – alun Ponorogo ini sudah legendaris. Bagaimana tidak, hingga saat ini sudah ada tiga generasi penerus. Dan masih banyak peminatnya.
“Kami buka sejak tahun 1979, saya sudah generasi ketiga,” jelas Yuni (44 tahun) saat ditemui Cendana News, Sabtu (29/4/2017).

Yuni menerangkan untuk satu porsi es dawet gempol dijual dengan harga Rp6 ribu. Cara penyajiannya berbeda, es dawet disajikan dengan mangkok dan ada piring sebagai alas.
“Kami buka dari jam 08.00-18.00 WIB, paling ramai biasanya saat Sabtu-Minggu atau pas ada acara di alun-alun,” ujarnya.
Selain Es Dawet Mak Bing yang sudah terkenal di Ponorogo, juga ada Es Dawet Gempol Etik yang terletak di Desa Jabung. Jabung memang terkenal sebagai sentra penjual es dawet, namun untuk es dawet gempol masih jarang.
“Di sini setiap rumah pasti jual es dawet, karena memang sentra, tapi yang jual es dawet gempol di Jabung baru saya,” tutur Etik.
Meski baru tiga tahun berdiri, warung es miliknya tidak pernah sepi pembeli. Pasalnya, selain karena es dawet gempol masih jarang, Etik selalu menjaga kualitas rasa es dawetnya.

0 komentar:

Posting Komentar